Sabtu, 27 Februari 2010

SISTEM PENDIDIKAN ISLAM

SISTEM PENDIDIKAN ISLAM

A. Pengertian
1. Pengertian Sistem
Sistem adalah kesatuan yang terorganisir, terdiri atas jumlah komponen yang saling berhubungan dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan (Ahmad Supardi, 1999 : 36). Sedangkan Pupuh Faturahman (2001 : 34) memberikan batasan sebagai berikut : (1) Sistem adalah suatu kesatuan yang terorganisir, terdiri atas sejumlah komponen yang berhubungan dalam rangka mencapai tujuan yang ingin dicapai. (2) Sistem adalah sekelompok objek/bagian yang independen dan berhubungan satu sama lain. (3) Sistem adalah seperangkat bagian yang telah dikoordinasi untuk mencapai seperangkat tujuan.
Dari definisi di atas dapat diambil pengertian bahwa sistem terdiri dari beberapa komponen yang saling berkaitan satu sama lainnya. Perpaduan antara komponen tersebut pada tahap operasionalnya dipandang sebagai faktor yang menentukan keberhasilan pendidikan. Untuk itu setidaknya dalam sebuah sistem; keintegrasian, keteraturan, keutuhan, keterorganisasian dan ketergantungan antara komponen yang satu dengan komponen yang lain harus betul-betul dikoordinasikan.
2. Pengertian Pendidikan
Pendidikan dari segi bahasa berasal dari kata didik, lalu kata itu mendapat awalan “me” sehingga menjadi mendidik artinya memelihara dan memberikan latihan (KBBI, 1992 : 232). Sedangkan secara terminologis mendefinisikan kata pendidikan dari berbagai tujuan ada yang melihat arti pendidikan dari kepentingan dan fungsi yang diembannya, atau ada yang melihat dari segi proses ataupun ada yang melihat dari aspek yang terkandung di dalamnya.
Definisi pendidikan dikemukakan para ahli dalam rangka mendukung, merumuskan pengertian yang beraneka ragam antara lain, yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dalam upaya perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu, pendidikan berusaha keras demi mencapai tujuan yang diharapkan tidak lain adalah mengharapkan munculnya manusia atau tumbuhnya manusia yang mapan dari segi mental dan spiritual dan berkembangnya segi rohani serta jasmani sehingga menjadi manusia paripurna. Sebagaimana pendapat Ahmad B. Marimba (1962 : 19) bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si pendidik menuju kepribadian yang utama.
Dalam memberikan bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan cuma-cuma terhadap orang yang benar-benar membutuhkan, pendidikan tidak diberikan begitu saja akan tetapi pendidikan mempunyai komponen-komponen tertentu seperti adanya tujuan, cara untuk menyampaikan kandungan itu. Seperti dijelaskan Hasan Langgulung (1986 : 33) bahwa pendidikan mempunyai komponen yakni ada tiga komponen (1) Tujuan (2) Kandungan (3) Metode. Komponen itu merupakan unsur pendidikan yang terpisahkan, karena pendidikan adalah proses yang mempunyai tujuan yang biasanya diusahakan untuk menciptakan pola-pola tingkah laku tertentu pada anak atau terhadap orang yang di didik.
3. Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan Islam adalah pendidikan yang islami, artinya segala sesuatu yang berkaitan dengan faktor, upaya dan kegiatan pendidikan bersifat Islam, merujuk kepada konsep-konsep yang terkandung dalam ayat-ayat Allah yang tertulis maupun yang tidak tertulis pada setiap tingkatannya, baik filosofis, konsep, teoritis maupun praktis. Sedangkan Ahmad Tafsir memaknai pendidikan Islam sebagai bimbingan yang diberikan seseorang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.

B. Dasar dan Tujuan
1. Dasar
Dasar bisa disebut landasan atau asas, yaitu sesuatu yang dijadikan tempat berpijak dalam melakukan setiap usaha, kegiatan dan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, pendidikan sebagai usaha membentuk manusia, harus mempunyai landasan yang jelas dan kokoh sehingga prosesnya bisa benar-benar terarah.
Sebagaimana kita ketahui bahwa dasar pendidikan Islam adalah al-Qur’an, al-Hadits dan ijtihad para ulama. Ini merupakan sumber dasar religius. Dasar pendidikan Islam identik dengan dasar Islam itu sendiri. Keduanya berasal dari sumber yang sama, yaitu al-Quran dan al-Hadits. Dari kedua sumber inilah, kemudian muncul sejumlah pemikiran mengenai masalah umat Islam yang meliputi berbagai aspek, termasuk diantaranya masalah pendidikan Islam.
Al-Qur’an sebagai dasar pendidikan Islam yang mampu mengarungi segala zaman, situasi dan kondisi bagaimanapun. Kalam yang tertuang dalam al-Quran merupakan frame yang harus diterjemahkan dalam pendidikan Islam, sehingga dapat melahirkan output pendidikan yang berkualitas. Suatu sistem pendidikan yang dikembangkan berdasarkan al-Quran akan mewujudkan dan merefleksikan komunitas muslim yang sesuai dengan cita-cita yang diinginkan oleh Islam.
Begitu pula al-Hadits sebagai sumber kedua setelah al-Qur’an juga merupakan landasan yang sama-sama mempunyai peranan penting dalam pendidikan. Hadits yang merupakan penafsiran al-Quran adalah landasan praktik ajaran Islam secara faktual. Pribadi Nabi Muhammad saw, baik berupa ucapan, perbuatan ataupun ketetapan, merupakan perwujudan dari al-Quran yang ditafsirkan untuk manusia sebagai aktualisasi ajaran Islam yang dijabarkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya hadits menjadi salah satu sumber ajaran Islam.
Jika integritas kepribadian Rasulullah dikaji lebih jauh, maka akan didapat kenyataan bahwa ia merupakan seorang pendidik yang agung, memiliki metode pendidikan yang luar biasa, pendidik yang selalu memperhatikan kebutuhan dan tabiat anak didik. Oleh karena itu, pendidikan Islam yang pada akhirnya diharapkan dapat melahirkan manusia-manusia yang dicita-citakan oleh Islam, tentunya juga harus mengacu pada sunnah Nabi yang menggambarkan realitas pendidikan Islam.
Sebagai dasar pendidikan Islam, al-Quran dan al-Hadits adalah rujukan untuk mencari, membuat dan mengembangkan konsep, prinsip, teori dan teknik pendidikan Islam. Rasa dan pikiran manusia yang bergerak dalam kegiatan pendidikan mestilah bertolak dari keyakinan tentang kebenaran al-Quran dan al-Hadits. Selain itu, keduanya juga merupakan kerangka normatif-teoritis pendidikan Islam. Keduanya adalah sumber nilai kehidupan manusia dalam berbagai aspeknya, yang telah memperkenalkan dan mengajarkan manusia untuk selalu berpikir. Karena itu, keduanya sudah semestinya dijadikan sebagai dasar pendidikan Islam.
2. Tujuan
Tujuan adalah suatu yang diharapkan tercapainya setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai. Fungsinya adalah untuk mengarahkan sistem kegiatan pendidikan, karena pendidikan merupakan suatu kegiatan yang berproses dan bertahap serta bertingkat. Tujuan menjadi pedoman atau tolak ukur bagi kegiatan pendidikan, penetapan materi, metode, evaluasi yang akan dilakukan. Makanya tujuan pendidikan menjadi salah satu faktor yang paling penting dalam pendidikan.
Rumusan tujuan pendidikan pada hakikatnya merupakan rumusan filsafat atau pemikiran yang mendalam tentang pendidikan. Seseorang baru dapat merumuskan suatu tujuan kegiatan jika ia memahami secara benar filsafat yang mendasarinya. Rumusan tujuan ini selanjutnya akan menentukan aspek kurikulum, metode, guru dan lainnya yang berkaitan dengan pendidikan.
Berbicara tentang tujuan pendidikan, kita tak dapat memisahkannya dengan tujuan hidup , yaitu tujuan hidup manusia. Sebab pendidikan hanyalah suatu alat yang digunakan oleh manusia untuk memelihara kelanjutan hidupnya (survival), baik sebagai individu maupun sebagai masyarakat. Manusia, dalam usahanya memelihara kelanjutan hidupnya mewariskan berbagai nilai budaya dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Dengan demikian masyarakatnya bisa hidup terus. Oleh karena tujuan pendidikan itu harus berpangkal pada tujuan hidup, lalu apakah tujuan hidup ini?
Sejarah menggambarkan bagaimana pergumulan ide tentang tujuan hidup manusia tidak pernah tuntas, karena dianggap sangat berharga dan mengakar untuk dijadikan arah hidup dan kehidupan manusia. Ideologi-ideologi dunia dari mulai marxisme, kapitalisme, ataupun ideologi lainnya adalah bukti akan heterogenitas itu. Lalu bagaimana tujuan hidup manusia menurut ideologi Islam yang otomatis menjadi tujuan pendidikan Islam secara umum ?
Dalam menjawab hal itu, maka tujuan yang diharapkan dengan sendirinya tidak akan terlepas dari dasar yang merupakan titik tolak atau fondamen yang menjadi tempat berpijak dalam setiap melakukan usaha. Al-Quran dan al-Hadits menjadi dasar pendidikan Islam, di dalamnya terdapat penjelasan tentang tujuan hidup manusia.
Firman Allah SWT dalam surat al-baqarah ayat 30 dan adz-dzariyat ayat 56 :
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي اْلأَرْضِ خَلِيْفَةً .............. { البقرة : 30 }
Artinya : “Dan Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi".........
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُوْنِ {الذاريات : 56 }
Artinya : “ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.”
Tujuan hidup manusia menurut Islam tidak bisa terlepas dari ideologi Islam tentang manusia yaitu selaku khalifatullah dan abdullah. Artinya tujuan pendidikan Islam ialah membangun individu yang memiliki kualitas dan peran sebagai khalifah dan abdullah atau dengan kata lain membentuk pribadi yang dapat menjalankan fungsi kemanusiaannya.
Manusia sebagai khalifah, yang potensial untuk menguasai suatu keterampilan pengurusan dunia. Maka dalam hal ini dibutuhkan suatu proses pendidikan yang mampu mengembangkan keterampilan terdidik sehingga mampu mengolah sekecil apapun bagian bumi ini untuk dimakmurkan. Bumi dalam arti benda, gerak, waktu dan tenaga yang ada di dalamnya dari jenis manusia, binatang, tumbuhan, batu-batuan, angin, udara, berjalan, makan, bicara dan lain sebagainya.
Manusia sebagai abdullah, yang potensial untuk mengabdi/beribadah pada-Nya berdasarkan keteguhan iman dan taqwa yang sebenar-benarnya kepada-Nya, tunduk dan patuh kepada ajaran Allah SWT, yang pengejawantahannya akan melahirkan keberadaan manusia yang digambarkan dalam do’a yang selalu dibaca dalam shalat, yang artinya : “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku, semuanya adalah karena Allah Tuhan sekalian alam.”
Maka pribadi yang dapat menjalankan fungsi kemanusiaannya; individu yang memiliki kualitas dan peran sebagai khalifah dan abdullah, akan menuai kesempurnaan hidup (keberhasilan hidup -hasanah- di dunia, yang kemudian akan mampu membuahkan kebaikan -hasanah- di akhirat kelak).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar di sini